Tak
terasa, setelah enam bulan belajar
akhirnya saat yang
ditunggu tapi tak
sedikit diharapkan datang. Itu loh
yang namanya Ujian Akhir
Semester atau yang
akrab disebut dengan “ulangan”. Siap-siap
meletus nih ini
isi kepala! Mungkin
itu perkataan yang
akan terucap sewaktu
mendengar pemberitahuan bahwa
UAS akan segera
dimulai. Semua anak
bangsa akan bersiap-siap
untuk menghadapi UAS atau
ulangan ini.
Tak
bisa dipungkiri, Ujian Akhir Semester
atau ulangan itu memang
membuat jantung para “anak bangsa” berdegup kencang dan membuat
was-was.
Jantung berdegup
kencang dan was-was
mungkin yang dirasakan
oleh tiga sahabat
ini, yaitu Ujang,
Junet, dan Ojon.
Mereka adalah murid
Sekolah Mengengah Pertama
Negeri 1 Tanjungsari
yang masih duduk
di kelas VIII.
Mereka adalah tiga
sahabat yang sudah
bersahabat dari kelas
VII dan sudah saling
kenal satu sama
lain.
Setelah bel
pulang berbunyi, hari
terakhir belajarpun telah
selesai. Kemudian Beberapa
saat kemudian terdengar
sebuah pengumuman bahwa
setelah pulang sekolah
siswa jangan dulu
pulang, karena akan
diberikan beberapa pemberitahuan
tentang pelaksanaan Ujian
Akhir Sekolah oleh
bagian kurikulum dan
wakil kepala sekolah
dan siswa harap
berkumpul di lapangan
upacara.
Terlihat Ujang,
Junet, dan Ojon
sedang berjalan menuju
lapangan upacara sambil
mengobrol.
“Kenapa
ini waktu, perasaan
baru kemarin kita
masuk sekolah! Sekarang
udah UAS lagi!
Bener kan?” kata
Ujang.
“Iya, emang!
Mana banyak tugas
numpuk yang belum
selesai, ada beberapa
mata pelajaran yang
belum 100% ngerti,
dan paling susah
banget kalau harus
ngehapalin pelajaran yang
udah dipelajari! Masalah
...” kata Junet
sebari menggelengkan kepala.
“Jangan ambil
pusing lah! Paling,
nanti juga dapet
KJ tuh!” sindir
Ojon.
“Eeehhh...” sahut
Ujang dan Junet.
“Peace...! Bercada
doang, hihihi...” kata
Ojon sedikit tertawa.
Pas semua
sedang berdiri di
lapangan upacara untuk
mendengarkan pemberitahuan, pas-pasnya
cuaca sedang panas.
Terlihat banyak murid
dari SMP ini
yang mengeluh panas
dan gerah.
“Cepat dong...!”
“Gerah nih...!”
“Berapa jam
lagi sih?!!!” kata
beberapa siswa termasuk
juga teman sekelas
Ujang. Akhirnya, setelah
kurang lebih 15
menit berdiri di
tengah terik matahari
yang sangat cerah, pemberitahuan
tentang pelaksanaan UASpun
selesai juga. Semua siswa akhirnya
dibubarkan dan mulai
pergi meninggalkan sekolah
untuk pulang ke rumahnya masing-masing
walaupun masih ada
beberapa orang yang
masih nongkrong di
depan sekolah yang
hanya sekedar main-main
saja.
Tak
terasa Ujang dan dua
sahabatnya itu sudah
sampai di rumahnya
masing-masing. Junet kemudian
membuat daftar tentang
pelajaran-pelajaran apa saja
yang akan diulangankan
dan mulai membereskan
buku catatan dan buku paket
untuk siap-siap dibaca
dan dihapalkan. Ujang
juga sudah mulai
berberes-beres. Ojon pun membereskan semua
buku-buku yang akan
dihapalkannya.
Ditengah-tengah
sedang membereskan buku,
Ujang terhenti sejenak.
Ia bingung apa
yang harus dihapalkannya
terlebih dahulu. Ia
teringat bahwa tadi
ia kelupaan tidak menuliskan jadwal
UASnya. Lalu ia
mengambil handphonenya untuk
menelpon Junet untuk
bertanya tentang jadwal
UAS.
“Assalamu’alaikum! Net,
ini kamu?”
“Wa’alaikumsalam! Iya,
ada apa Jang?”
“Ini, aku
lupa nulis jadwal
UAS. Boleh minta! Kirim
lewat sms aja!”
“Boleh. Nanti
Aku kirim! Ada
Keperluan lagi deganku
Jang?”
“Ah, cukup
lah. Terimakasih ya Net atas
bantuannya. Yuk Net, assalamu’alaikum!”
“Sama-sama, wa’alaikumsalam!”
Setelah
selesai lalu ia
membuat daftar jadwal
UASnya.
Ia kemudian
melihat jadwal itu.
Pelajaran pada hari
pertama dan ke-dua
menurutnya ia yakin
dapat menguasainya. Pas
melihat hari ke-tiga,
ternyata pelajaran yang
diulangankan yaitu salah
satunya IPA. Ujang
merenung sejenak. Pelajaran
Ilmu Pengetahua Alam terutama
biologinya memang lumayan
dimengerti, tapi kalau
masalah yang namanya
“fisika” ia sedikit
kurang yakin.
Hari pertama
ulangan sudah dimulai.
Ujang sangat percaya
diri dalam mengisi
soal-soal tersebut. Dan
selesai lah hari
pertama ulangan. Besoknya
pada hari ke-dua
ia masih percaya
diri dan yakin
akan jawabannya. Setelah
selesai, kemudian ia
pulang kerumahnya.
Di rumah,
pertama-tama ia membaca
dan memahami kembali
buku catatannya tentang
biologi. Sesudah selesai,
lalu ia melanjutkannya dengan
membuka buku catatan
fisika. Awalnya biasa-biasa
saja seperti tadi,
namun ketika ia
mengulang kembali pelajaran
tentang tekanan ia
sedikit bingung. Kemudian
ia mengerjakan salah
satu contoh soalnya.
“Aduh, gimana
nih! Kok gak
bisa-bisa sih!”
“Bagaimana ini
soal nyeleseinnya?”
“Ahh...
Pusing...!” Ujang sedikit
kesal.
Setelah beberapa
kali mencoba, ia
tetap saja tidak bisa
dan tidak berhasil
dalam mengerjakannya. Ingin
bertanya pada ibu
dan ayahnya merasa
tidak enak dan
takut mengganggu mereka
karena mereka sedang
sibuk.
“Gimana nih...!”
Ujang semakin kesal.
Melihat anaknya
yang kebingungan, ayahnya
lalu mendekatinya.
“Ada apa
kak, kok kelihatan
bingung?”
“Ini yah,
gak bisa nyelesein
soal fisika yang
tekanan, susah!”
“Coba ayah
lihat. Pantas saja
salah, kakak ini
menggunakan rumus yang tidak tepat,
seharusnya ini!”
“Oh, ternyata
salah rumus!”
Anak dan
ayah ini terus
mengerjakan bersama-sama soal
yang tidak bisa kuasa
anaknya itu. Dan
tidak terasa ternyata
waktu sudah menunjukan
pukul 20:55. Untuk
memanfaatkan waktu lima
menit sebelum jam
21:00 Ujang mencoba
mengerjakan satu soal
fisika yang berkenaan
dengan tekanan itu.
Dan akhirnya ia
bisa. Sukur yang
kemudian ia ucapkan
kepada Allah SWT
atas semua kasih
sayang-Nya yang telah
diberikan kepadanya.
Besoknya, pukul
06:00 ia sudah
bersiap-siap untuk pergi
ke sekolah. Sekarang ia
optimis untuk mengerjakan
soal-soal IPA yaitu
biologi dan tentunya
bagian fisikanya.
Sesampainya di
sekolah, ia langsung
bergegas masuk menuju
ruangan ulangan. Karena
waktu untuk masuk
masih lama yaitu
sekitar 30 menitan,
Ujang memanfaatkannya untuk
sedikit membaca-baca kembali
apa yang sudah
dipelajarinya semalam. Dan
akhirnya waktu masuk
telah tiba. Semua
murid termasuk Ujang
dan kedua sahabatnya
itu masuk kelas. Mereka
berdoa supaya diberi
kelancaan dan kemudahan
kemudian mulai mengerjakan
soal. Terlihat Ujang
yang kembali sangat
percaya diri dan
yakin untuk mengisi
soal-soal tersebut.
Akhirnya hari
ke-tiga UAS sudah
selesai. Kemudian merekapun
pulang. Dan keeesokan
harinya ketika hasil
ulangan IPA kelas
Ujang diumumkan, ternyata
Ujang adalah murid
dengan nilai terbaik
di kelasnya. Hatinya
sangat senang ketika
mendengar kabar yang
sangat membahagiakan itu.
Dan sangat senang
karena usahanya telah
membuahkan hasil.
cerpen buatan sendiri...!